Menulislah dari Hatimu

Aku Ingin

Oleh : Sapardi Djoko Damono


aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Ini salah satu puisi yang terkenal, yaa..banyak orang yang tahu lah yaaa... soalnya sering juga nemu cuplikan puisi ini di sosmed entah jadi status,  twit atau potongan post blog. Beberapa tahun yang lalu tampaknya saya juga pernah mengutipnya di post blog ini, yaaa..saat itu saya sedang jatuh cinta, cinta monyet ceritanya haha. Dan kenapa saya menulis di post kali ini...ummm....
pengen aja sih, selain emang lagi nggak ada materi untuk post hari ini. *sebenarnya ada tapi belum rapi aja rasanya untuk ditulis*.
Dan kenapa tiba-tiba saya ingat puisi ini, jawabannya karena status pak Arif Subiyanto. Beliau ini dosen di Malang. Saya kenal dan tahu beliau dari Kaskus. Saya selalu buka fb beliau untuk baca status nya yang penuh pelajaran, lucu juga.. Dan salah satunya ya yang saya temui hari ini. Beliau bertanya kenapa ketika orang mendengar "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana"  akan langsung tahu itu puisi dari Supardi, dan banyak contoh lain. Jawaban nya karena mereka menulis dari kedalaman jiwa dan hati yang bestari. Ya itu saya kutip dari status Pak Arif. Kemudian beliau mengajak kita follower statusnya buat terus menulis dari jiwa dan hati. 
"Write something that keeps you awake in the dead of night. Let people know what thoughts your soul is harboring. One day people will read them and think of you." (Arif Subiyanto)
Jadi mari kita menulis dari hati. Bukan sekedar untuk ngisi blog aja. Yaa..saya yakin suatu hari blog ini akan bisa bermanfaat bagi orang lain dan blog ini  bisa menjadi sesuatu yang bisa dikenang. Setidaknya untuk diri saya sendiri. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya memakai serum rambut rontok!

Review Gio Dental Care Jogja Tambal Gigi Depan

Cerita Nikah - Biaya Nikah Hemat di Masa Pandemi Jogja