Dahulu ketika standar itu membuat saya sakit hati

Kalau standar cantik adalah kulit putih,tubuh ramping, rambut lurus,lesung pipi jelas saya jauh dari standar. Dulu saya adalah orang yang paling tidak peduli dengan penampilan,namun sejak beberapa saat yang lalu ada wabah jerawat yang ternyata adalah penyakit keturunan dari keluarga babe, saya jadi mulai peduli dengan penampilan terutama dengan wajah,jadi rajin bersihkan muka dan menyisihkan uang untuk sekedar beli facial foam dan lain-lain.Tapi walau saya peduli tetap saja saya tidak termasuk standar cantik dan saya tidak mempermasalahkan hal itu,beberapa orang mungkin (terutama gadis-gadis seusia saya) sangat mempedulikannya apakah saya cantik?aduuhh rambut saya kriting harus diluruskan,aduh kulit hitam harus pakai pemutih,dan masih banyak lagi.Ya tiap orang memang punya idealis dan keyakinan sendiri tentang penampilan dan saya pribadi sudah sangat mensyukuri apa yang ada didiri saya saat ini. Toh ini semua adalah pemberian-NYA,dan saya yakin bahwa DIA slalu memberi yang terbaik. Wajah cantik,tumbuh ramping,kulit putih kencang tentu suatu saat juga akan hilang dimakan oleh waktu. Yang perlu saya lakukan adalah merawat anugrah-NYA ini,karena kita sebenarnya manusia yang sangat lemah. Oh iya dulu saya juga sempat merasakan bagaimana rasanya jadi orang yang tertekan karena termasuk golongan jelek *dalam standar yang entah dibuat oleh siapa . Dulu itu saya sering bete * bukan butuh tatih tayang lhuu * kalau ada yang bilang gini "loh ini adiknya ya?"sambil menunjuk Ibu saya. Memang ibu saya itu cantik,ramping,kulitnya putih,tinggi dan manis. Tidak seperti saya yang gendut,item,kriting,dan kawan-kawannya yang berkebalikan dengan ibu saya. Kalau cuma disebut adik saya sih masih mending,tapi ada yang bilang seperti ini " Loh itu ibumu?Kok tidak mirip sama sekali ya?Bohong ah,gag mungkin dia kan manis,putih,langsing dan.." saat itu saya cuma diam sambil berusaha tetap tersenyum,tapi nampaknya orang tadi juga sadar dan langsung diam,mungkin sadar kalau saya agak sakit hati. Sering sekali saya mendengar ucapan seperti itu dan awalnya dulu saya ingin menangis karena memang saya orang yang tidak bisa marah. Dan seperti biasa tiap kata-kata seperti itu muncul saya cuma bisa ikut tertawa,dan ikut mengolok diri saya sendiri namun dengan hati yang cukup perih. Ya mungkin bagaimana tidak perih kalau saya diolok dijelek-jelekin secara tidak langsung dan mereka berkata kalau saya pasti bukan anak kandung ibu saya,perlu di teliti. Hanya candaan dan saya berusaha menerima itu,walau saat itu saya curhat sama Rathe dan memang cuma berani curhat sama dia,.dia marah – marah juga sama mereka,tapi bagaimana lagi.Mungkin bagi mereka itu hal yang lucu.


Tapi itu semua dulu! Sekarang saya sudah tidak peduli dan tidak sakit hati lagi. Saya pikir buat apa hal seperti itu di pikirin,toh mreka juga bercanda walau agak berlebihan,.dan kalau sudah mulai seperti biasa saya cuma ikut tersenyum dan diam saja sendainya mereka sadar pasti juga akan ikut diam,tapi kalau tidak sadar kalau bercandanya sudah berlebihan ya ditinggalkan saja kalau sedang mood malah ikut tertawa lebih seru. Yang saya tahu Ibu saya adalah ibu kandung ASLI,dan saya sangat beruntung memiliki ibu cantik . Tidak peduli apa kata orang tentang saya dan perbanding-bandingan mereka,saya bangga dengan saya sendiri dan saya saat ini,saya beryukur akan pemberian-NYA kepada saya yang lengkap ini. :)

Komentar

  1. CAntik fisik ra patio penting ak!!!
    sik penting innerbeauty...larang regane,,,angel digolekne... Kui wae.
    (Q komen dowo2 entas mlh kerepres ilang..haha ngelih!!)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya memakai serum rambut rontok!

Review Gio Dental Care Jogja Tambal Gigi Depan

Cerita Nikah - Biaya Nikah Hemat di Masa Pandemi Jogja