Curcol KKN dikit dong


Saya percaya bahwa hidup ini berputar, kadang dibawah-kadang diatas. Seperti saya yang tahun kemarin banyak mendengarkan keluh kesah dan cerita dari kawan-kawan saya yang lagi menempuh kuliah KKN, tahun ini gantian saya yang harus merasakan dinamika mahasiswa KKN.

Kuliah KKN ini kalau kata dosen pembimbing saya jadi bentuk pembelajaran dan pengabdian mahasiswa ke masyarakat. Saya yang mahasiswa pendidikan juga mendapat bonus untuk membagi waktu KKN dengan PPL, yang artinya kalau pagi saya belajar jadi Guru di sekolah, kalau sore mengabdi kemasyarakat.
Awalnya kelompok KKN saya PPL saya hanya terdiri dari delapan orang, ada Saya, Hanum, Afina, Rama , Rizki, Danar dan Hendra. Tapi Rizki harus pindah untuk ppl di Balikpapan dan Hendra mengundurkan diri, jadinya kami hanya berenam. Sementara untuk KKN kebetulan kami digabung dengan tim dari PGPAUD ( Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini) yang berjumlah 10 orang dan cewek semua...waw.. :D

Dinamika KKN
Kami diterjunkan bersama-sama pada tanggal 1 Juli di kampus oleh Pak Rektor. Kemudian dilanjut dengan penerjunan di desa yang diterima baik oleh Ibu Lurah. Sejak penerjunan itulah, dinamika KKN PPL mulai terasa. Ya...dari mulai urusan kedesa, antar teman, ke dosen pembinging, ah... ada-ada saja yang mengajak untuk memutar otak. 

Positif thingking jadi kunci utama menghadapi masalah-masalah yang datang. Hey, saya bilang gini bukan berarti menggurui atau saya udah ahli. Saya tulis disini juga biar saya terus berjuang untuk Positif thingking lho ya.. karena memang susah untuk selalu berfikir positif. Ah..tapi sebenarnya walau susah dilakukan,  hidup positif itu bikin kita jadi enak menjalani proses-proses kehidupan. Dengan berfikir positif energi jadi tak terbuang sia-sia untuk mikir yang aneh-aneh. 

Nikmatilah Prosesnya
Saya beruntung punya banyak kawan yang sebelumnya pernah atau sekarang lagi  KKN . Mereka mau  berbaik hati mau ndengerin curcol saya :D. Banyak saran dan masukan, seperti diawal kemarin kelompok saya sempat miss komunikasi dengan pengurus desa gara-gara jatah hidup dan sempat dituntut untuk membayar uang sangat tinggi. Kita sekelempok sempat bingung, emosi juga. Tapi akhirnya, dengan komunikasi dan mengambil jalan tengah masalah bisa diselesaikan. Saya harus bilang terimakasih dengan keluarga dan kawan saya yang terus mengingatkan untuk sabar dan menikmati proses yang ada.
"Besok masalah di kehidupan nyata lebih kompleks dari ini, kamu kudu sabar" 
Kurang lebih gitu pesen mereka. Yaaa..memang harus beradaptasi. Saya percaya kadang kita memang harus diberi 'tantangan' untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kita. Tantangan itu pun pasti diberikan oleh Allah sesuai dengan kemampuan kita, asal yakin dan mau berusaha pasti bisa diatasi. 

Ya udah sih gitu aja, 
ini catatan untuk mengingatkan diri saya sendiri, semoga tetap istiqomah menjalani sampai 2,5 bulan kedepan.


Ditulis setelah dua hari absen KKN PPL, dan rasanya males mau balik kepondokan lagi. :|

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya memakai serum rambut rontok!

Review Gio Dental Care Jogja Tambal Gigi Depan

Cerita Nikah - Biaya Nikah Hemat di Masa Pandemi Jogja